Jepang Cuci Otak Masyarakat Lombok Timur

07 November 2023
Administrator
Dibaca 8 Kali
Jepang Cuci Otak Masyarakat Lombok Timur

Kedatangan Jepang awalnya disambut suka cita masyarakat Lotim. Bahkan secara khusus masyarakat menggelar acara penyambutan. Namun, seperti pepatah, keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya, tepat untuk menggambarkan dua penjajah ini :Belanda dan Jepang. Kemenangan Jepang pada perang Pasifik membuat bangsa matahari terbit ini merangsek ke beberapa negara Asia. Negara-negara yang sebelumnya menjadi jajahan negara Eropa bisa direbut Jepang. Termasuk Indonesia.

Dalam catatan, Jepang pertama kali masuk ke pulau Lombok pada tanggal 8 Mei tahun 1942 melalui pantai Ampenan. Tak berselang lama, Jepang juga mendarat di Lombok Timur melalui pantai Labuhan Haji pada tanggal 12 Mei 1942. Ketika Jepang mulai memasuki Selong, yang pada zaman Belanja menjadi pusat pemerintahan, masyarakat menyambut kedatangan pasukan Jepang. Ada kepercayaan pada bangsa bermata sipit ini. Selain karena dianggap mengusir Belanda,karena sama-sama orang Asia menjadi salah satu alasan kepercayaan itu.

Selong yang sebelumnya menjadi pusat pemerintahan pada zaman Belanda dipertahankan oleh Jepang.Wilayah kedistrikan yang ada dipertahankan dan dikepalai oleh seorang Guncho.

Pada zaman Jepang, banyak didirikan sekolah. Ini sedikit kebaikan Jepang pada daerah jajahannya. Pada zaman Jepang lebih banyak masyarakat awam yang bisa bersekolah.yang menjadi persoalan kemudian, kurikulum di sekolah Jepang ini tak lebih sebagai medium "cuci otak” masyarakat. Jepang melakukan doktrinasi pada masyarakat melalui lembaga sekolah ini. Bahkan hingga kini “sisa” doktrin ini masih bisa ditemui di masyarakat.

Pelajaran di sekolah banyak tentang geopolitik Asia Timur Raya. Pelajaran di sekolah hanya untuk memuji kaisar Jepang, kejayaan Jepang. Para siswa dicocoki tentang perang Asia Timur Raya, dimana Jepang saat itu sebagai aktornya. Ada tiga "ritual" wajib pada masa pendudukanjepang, Taiso(senam/baris-berbaris),kyoren (latihan militer), dan kinrohosi (kerja bakti). Setiap pagi semua siswa harus melakukan apel pagi menghadap ke timur dan melakukan pernghormatan dengan cara membungkuk.

Papuq Diangin, salah satu mantan siswa sekolah di zaman Jepang menuturkan, kalau setiap baru masuk sekolah pasti ada tentara Jepang yang datang. Orang itu mengenakan seragam lengkap dan menaiki kuda. Lalu menyuruh seluruh siswa untuk melakukan ritual pagi hari. 'Setiap pagi kita disuruh hormat hadap timur. Kalau jadi pemimpin nanti ngomong Kiyo Joyo Hae Kire Ae. Sambil kita hormat membungkuk,” kata wanita tua ini seraya memperagakan cara hormat ala Jepang tersebut.

Dulu, papuq Dirangin bersekolah di daerah Tetebatu dan Barangpanas. Duadaerah ini menjadi salah satu tempat permukiman Jepang. Selain menjadi markas gudang senjata, Jepang juga membangun pabrik yang sisanya masih bisa ditemui hingga saat ini. Setiap hari juga, para siswa didoktrin dengan lagu-lagu yang mengangungkan kejayaan Jepang. Jepang adalah penyematan Asia. Dan segala macam puji-pujian, siswa juga harus menyanyikan lagu-lagu Jepang. Papuq Diangin sendiri masih hafal di luar kepala beberapa lagu berbahasa Jepang.

Salah satu lagu wajib yang dinyayikan adalah lagu tentang harapan kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan Jepang. Berikut petikan lagu tersebut :

Bendera Nipon merah dan putih

Hatinya jujur serta berani

Sungguh Nipon gagah perkasa

Bela nusa dan bangsa

Indonesia raya merdeka

Selain itu lagu-lagu yang menjelekkan musuh Jepang, tentara sekutu saat itu, juga menjadi lagu wajib yang diajarkan di sekolah. Masyarakat pun hafal dengan lagu ini, berikut petikannya lagu yang penulis dengar dari salah satu saksi mata di Pringgasela:

Awaslah musuh

Ingris dan Amerika

Musuh seluruh Asia

Tapi lambat laun masyarakat sadar dengan Jepang. Bangsa yang awalnya dianggap sahabat ini mulai menampakkan wajah aslinya.Kekejaman Jepang lebih daripada Belanda. Singkat, tapi bekasnya sangat terasa. Keluar dari mulut Harimau (Belanda), masyarakat Lotim masuk ke mulut Buaya (Jepang).